Senin, 28 Juli 2008

3 Presiden negara besar dipanggil Tuhan

Tuhan memanggil presiden tiga negara, AS, Cina, dan Indonesia untuk dimarahi. Dari Amerika muncul George Bush. Dari Cina datang Presiden Hu Jintao. Dari Indonesia diutus Jusuf Kalla. SBY nggak berani soalnya.

Setelah habis-habisan mencela tindakan pemimpin dunia ini, Tuhan menyampaikan bahwa Ia sudah muak dan memutuskan dalam tiga hari dunia akan kiamat. Tiga pemimpin ini disuruh kembali ke negaranya untuk menyampaikan keputusan Tuhan kepada rakyat mereka masing.

Ketiga pemimpin pulang ke negara masing-masing sambil putar otak, bagaimana menyampaikan kabar buruk ini kepada rakyatnya.

Di depan Kongres Amerika dan disiarkan langsung di TV, presiden Bush mencoba, "Congressmen, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu ya. Tuhan itu benar-benar ada, seperti yang kita yakini. Kabar buruk: Tuhan akan memusnahkan dunia ini dalam tiga hari".

Hasilnya payah, terjadi kerusuhan dan penjarahan di mana-mana.

Di depan Kongres Partai Komunis Cina, Hu Jintao memodifikasi taktik Bush, "Kamerad, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu ya. Ternyata Marx, Stalin, Ketua Mao, dan para pendahulu kita salah, Tuhan itu benar-benar ada. Kabar buruk: Tiga hari lagi Tuhan akan mengkiamatkan dunia ini.".

Hasilnya lumayan, orang-orang Cina lari, heboh dan menangis ketakutan dan membanjiri tempat ibadah, mau bertobat.

Yang paling sukses Jusuf Kalla.

Di depan sidang paripurna DPR yang disiarkan langsung, ia tersenyum sumringah. "Saudara sebangsa dan setanah air, saya membawa dua kabar baik. Kabar baik pertama: Sila pertama Pancasila kita sudah benar, Tuhan itu benar-benar ada. Kabar baik kedua: dalam tiga hari semua masalah energi, pangan, kemiskinan, terorisme, dan penderitaan di Indonesia akan segera berakhir.."

Sukses besar, seluruh rakyat larut dalam pesta dangdutan dan pawai di mana-mana.

Amin Rais For Presiden 2009

Amien Rais Siap Jadi Capres 2009 Jika Dibutuhkan
Muhammad Nur Hayid - detikNews


Jakarta - Mantan Ketua MPR Amien Rais menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai capres dalam Pilpres 2009 jika masih dibutuhkan. Namun Amien belum menentukan dari partai apa ia akan menjajal keberuntungannya sebagai capres.

"Saya itu open minded. Kalau tidak dibutuhkan, ngapain saya menyorong-nyorongkan diri. Tapi ketika saya dibutuhkan, saya berani dan ngapain tidak berani ," kata Amien usai deklarasi Komite Penyelamat Kekayaan Negara (KPKN) di Gedung GBHN Komplek Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Senin ( 28/7/2008).

Menurut mantan Ketua umum PAN ini, kesiapan dirinya ikut bertanding dalam pilpres 2009 karena dibanding calon lainnya, Amien merasa masih memiliki konsep dan visi. Selain itu pengalaman kegagalannya sebagai capres 2004 menjadi modal untuk menjadi pemenang dalam Pilpres 2009.

"Saya siap karena pertama, saya dan temen-teman punya konsep. Kedua, saya punya wawasan dan selebihnya punya pengalaman. Kalau misalnya ada pengusung dan masuk akal, saya dan teman-teman ya bismillah. Kalau tidak, ya alhamdulillah," terang Amien.

Jadi, sudah bener-benar akan bersaing dengan SBY dan Mega ya pak? "Ada nggak yang membutuhkan, dibutuhkan nggak. Jangan sampai ge-er (gede rasa). Saya ngak suka orang ge-er," pungkas Amien.

Tapi kan sudah ditawari oleh PMB? "Saya belum ditemui kok. Saya baru baca korannya," sahut Amien sambil meninggalkan wartawan. (yid/asy)

Kamis, 24 Juli 2008

Aku Tidak Malu Jadi Orang Indonesia

Oleh : H Rosihan Anwar

Aku tidak malu jadi orang Indonesia ...
Biar orang bilang apa saja, biar, biar ...
Indonesia negara paling korup di dunia
Indonesia negara gagal
Indonesia negara lemah
Indonesia melanggar HAM
Elite Indonesia serakah harta dan kekuasaan
Presiden-presiden Indonesia dilecehkan humoris
Dengarlah, Bung Karno dimanfaatkan komunis
Pak Harto dimanfaatkan putra-putrinya
Habibie dimanfaatkan konco-konconya
Gus Dur dimanfaatkan tukang pijitnya
Megawati dimanfaatkan suaminya
Catatlah, Bung Karno menciptakan keamanan dan
persatuan bangsa
Pak Harto menciptakan kemakmuran bangsa dan
keluarganya
Habibie menciptakan demonstrasi
Gus Dur menciptakan partai kebangkitan bangsa
Megawati menciptakan kenaikan-kenaikan harga
Alah mak, Bung Karno turun dari presiden karena Supersemar
Pak Harto turun dari presiden karena superdemo
Habibie turun dari presiden karena supertransisi
Gus Dur turun dari presiden karena superskandal
Megawati turun-temurun jadi presiden
Maka Anda tahu sekarang kenapa
Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Indonesia punya istilah-istilah khas di dunia korupsi
Ada ahli gizi yang Nurcholis Madjid tidak mampu penuhi
Ada istilah angpao untuk uang atensi
Ada amplop untuk bikin kocek tebal berisi
Ada saweran duit untuk membayar pengacara hitam dan
menyuap aparat hukum
Ada prosedur untuk menilep uang rakyat dan institusi
dilakukan beramai-ramai oleh gubernur, bupati,
walikota, anggota DPRD dan DPR
Ada tren yang kuat menguasai kaum koruptor
Simaklah sejarah bangsa dan Tanah Air
Semenjak dulu zaman kompeni
Pegawai VOC kirim laporan Kepada Heren Zeventien di
Tanah Wolanda
Elke Regent Heeft zijn Chinees
Tiap Bupati punya orang Cinanya
Maknanya jelas pejabat feodal dihidupi pedagang Cina
Syahdan, Susuhunan Amangkurat II dari Mataram
Mengutus misi sembilan duta ke Batavia
Minta kepada Bapak Kompeni
Agar dikirimi cinderamata
Mulai dari ayam Belanda, kuda Persia hingga gadis
Makassar
Jangan lupa putri Cina untuk jadi selir Raja
Kraton Kartasura menebar bau korupsi, seks dan duit
Ditambah intrik-intrik kalangan pangeran
Bagaimana kerajaan tidak akan binasa?
Itulah warisan sejarah dari generasi ke generasi
Sehingga yang tampak kini di bumi persada Pertiwi
Adalah kiriman genetik kepada kita semua
Anda dan aku tidak terlepas dari hukumnya
Maka Anda tahu sekarang kenapa
Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Sebab memang begitulah nasibku
Kismet, kata orang bijak-bestari
Korupsi adalah sejenis vampir
Makhluk halus bangkit kembali dari kubur
Kemudian keluar pada malam hari
Dan mengisap darah manusia yang sedang tidur
Di layar film Hollywood wujudnya adalah Count Dracula
yang bertaring
Diperankan aktor Bela Lugosi
Vampir yang hilang kesaktiannya bila terkena sinar
matahari
Akan tetapi drakula-drakula Indonesia tetap perkasa
Beroperasi 24 jam, ya malam ya siang mencari korban
Sehingga sia-sialah aksi melawan korupsi membasmi
drakula
Yang telah merasuki rongga dan jiwa aparat negara
Yang membuat media memberitakan
Akibat bisnis keluarga pejabat, Tutut-Tutut baru
bermunculan.
Aku orang terpasung dalam terungku kaum penjarah harta
negara
Akan aneh bila berkata aku malu jadi orang Indonesia
Sorry ya, Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Kuhibur diri dengan sajakku magnus opus karya sang
Empu
Sajak pendek yang berbunyi:
Katakan beta
Manatah batas
Antar gila Dengan waras
Sorry ya, inilah puisiku melawan korupsi
Siapa takut?
Penulis adalah seorang wartawan senior
(Dibacakan pada acara Deklamasi Puisi di Gedung Da'wah
Muhammadiyah di Jakarta, 31 Desember 2004. Juga
dibacakan dalam acara pertemuan keluarga wartawan
senior di rumah penulis pada tanggal 9 Januari 2005,
di Jakarta)

Rabu, 23 Juli 2008

PAN TIDAK LAGI MENJADI HARAPAN RAKYAT !!!

Derry Drajat (kanan) bersama Poppy Merkury menunjukkan kartu anggota Partai Amanat Nasional (PAN) usai dikukuhkan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PAN di Hotel JW Marriott Surabaya, Jawa Timur, Kamis (29/5). Rakernas berlangsung hingga Sabtu (31/5).
Kamis, 24 Juli 2008 | 07:44 WIB

Perhatian pemilu legislatif menjadi sesuatu yang menarik. Para calon wakil rakyat diuji kemampuannya berlomba-lomba mencari simpati rakyat sebanyak-banyaknya untuk bisa mencapai tujuan. Menjadi seorang wakil rakyat yang terhormat dan berkantor di bilangan Senayan.

Beberapa partai politik kini sibuk mempersiapkan calon-calon wakil rakyat unggulannya untuk bisa bertarung pada 2009 nanti. Strategi yang dilakukan salah satunya adalah menempatkan figur artis yang diyakini bisa meraup suara bagi partainya.

Adalah Partai Amanat Nasional (PAN), dari data yang berhasil dihimpun meski bersifat sementara, adalah partai yang paling banyak merangkul figur artis. Strategi ini diyakini mujarab, dengan dalih rakyat sudah lebih dulu mengenal, tak perlu melakukan sosialisasi ekstra lagi.

Menurut Adang Durahman, salah satu Ketua DPP Partai Amanat Nasional sekaligus salah satu juru bicara Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir saat dikonfirmasi menyatakan, semua calon dari berbagai lintas profesi untuk dijadikan sebagai wakil rakyat adalah hal yang mulia karena memiliki kesempatan sama sebagai calon anggota parlemen.

"Artis bisa jadi pilihan (alternatif) bagi rakyat di saat banyak terungkapnya politisi busuk saat ini. Ada yang korupsi, ada juga yang terkena skandal seks," ujar Adang.
"Jadi, jangan dianggap enteng figur artis. Banyak artis berkualitas dan dicintai rakyatnya meski memang tidak semua artis layak menjadi politisi. Artis yang direkrut PAN adalah yang memiliki kapasitas serta track record bagus," papar Adang.

Sederet artis, lanjut Adang, dipastikan akan maju sebagai caleg PAN, antara lain Wulan Guritno, Marini Zumarnis, Iyet Bustami, Raslina Rasyidin, Wanda Hamidah, Donna Harun, Astrid Darmawan, Yati Oktavia, Eko Patrio, Ikang Fawzi, Primus Yustisio, Derry Drajat, Adrian Maulana, Tito Sumarsono, Eka Sapta, Lucky Artadipradja, dan Pangky Suwito.

Dari partai lain, ada pula kalangan artis yang mencoba peruntungan nasib sebagai calon wakil rakyat. PDI Perjuangan dipastikan akan memasang Rieke Diah Pitaloka, Eddo Kondologit, Sony Tulung, dan Miing. Ada beberapa figur artis lain sebetulnya, tapi hingga kini Sekjen DPP PDI Perjuangan Pramono Anung masih melakukan verifikasi terlebih dahulu. "Kita tidak sekadar pasang figur artis sebagai calon legislatif. Tentunya, figur itu haruslah berkualitas dan memang mumpuni sebagai wakil rakyat kelak nanti," kata Pramono Anung.

Di Golkar, menurut salah satu Wakil Sekjen Rully Chairul Azwar, saat ini sedang dilakukan beberapa tahapan untuk merekrut figur-figur yang akan maju sebagai calon legislatif. Beberapa figur artis sudah dipersiapkan di antaranya Nurul Arifin, Tantowi Yahya, Baim, dan Jeremi Thomas.

"Kalau Nurul Arifin dan Tantowi Yahya sudah dipastikan jadi caleg. Sementara figur artis lainnya itu masih kita godok sambil ditunggu kepastiannya, apakah bersedia dicalonkan atau tidak. (Persda Network/Rachmat Hidayat)

BUKTI PAN TIDAK SOLID DAN PROFESIONAL DALAM MENCARI FIGURE CALON WAKIL RAKYAT, BUKA MATA BUKA HATI .......



Selasa, 22 Juli 2008

2009 yang Tua Sunset, 2014 yang Muda Sunrise

Jakarta - Pemilihan Presiden 2009 di depan mata. Jalan menuju posisi RI 1 kian menghangat. Tapi menyeruak siapa yang pantas, dari barisan kaum tuakah atau kini saatnya giliran kaum muda, atau juga kombinasi keduanya?

"Kemungkinan 2009 ini tahun transisi untuk kepemimpinan nasional, yang tua sunset atau tenggelam dan yang muda sunrise. 2009 Ini matahari terbit belum tinggi buat yang muda, 2014 baru muncul," kata pengamat politik M Qodari saat berbincang via telepon, Rabu (23/7/2008).

Qodari melanjutkan untuk pemilu 2009 akan terjadi kompromi politik, artinya akan ada kombinasi yang tua dan yang muda. "2009 ini tahun estafet, tapi untuk kabinet saya yakin 60 persen akan diisi oleh yang muda," tambahnya.

Dia melanjutkan sebetulnya saat ini sudah banyak kaum muda usia di bawah 50-an tahun dari partai-partai politik yang muncul ke permukaan, tapi memang persoalannya pada akses dan popularitas. "Saat ini di tiap partai yang senior masih mendominasi," imbuhnya.

Qodari lalu menyebutkan kekuatan muda di tiap partai politikik. Untuk Golkar ada nama Yuddy Chrisnandi, Ferry Mursyidan Baldan, Priyo Budi Santoso, dan Idrus Marham. Untuk PDIP ada Pramono Anung, Ganjar Pranowo, Arya Bima, Maruarar Sirait.

Untuk PKB ada Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid, Lukman Edy. PPP ada Lukman Hakim. PAN ada Drajad Wibowo, Zulkifli Hasan. Juga PKS ada Tifatul Sembiring, Hidayat Nur Wahid, Anis Mata, Fachri Hamzah. Untuk Demokrat ada Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng.

"Regenerasi akan terjadi, tidak ada partai yang tidak mau itu dan pemimpin terus berputar," tambahnya.

Sesuai prediksinya kaum muda akan muncul di 2014, lalu bagaimana kalau yang tua tetap bertahan? "Kalau mereka ngotot tidak ada ampun lagi. Mereka akan habis," tandas pengamat berusia 40-an tahun ini.(ndr/fay)

Amien Rais: Umat Muslim Harus Bangkit

Rabu, 23 Jul 08 07:12 WIB

Agar bisa sejajar dengan bangsa lain, muslim di Indonesia harus bangkit dalam menghadapi berbagai keterpurukan yang saat ini melanda bangsa Indonesia.

"Bangkit adalah sebuah kewajiban agama sehingga kedaulatan Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah muslim bisa sejajar dengan bangsa lain, " kata Mantan Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais, dalam Seminar Nasional bertemakan "Peran dan Strategi Umat Islam dalam Mewujudkan Tata Dunia Baru di Indonesia" di Palu, Selasa.

Menurutnya, kebangkitan muslim sebagai bangsa Indonesia akan menempatkannya pada tataran yang sama dengan bangsa lain sehingga tidak dianggap remeh dan "dijajah" oleh bangsa lain dengan seenaknya.

"Kita tidak boleh takut kepada siapapun kecuali pada Allah SWT, " ujar mantan Ketua MPR itu, dalam seminar yang dihadiri 300-an mahasiswa dan masyarakat Palu atau sekitarnya.

Amien Rais juga mengatakan untuk bisa berubah, Indonesia harus bisa mereformasi segalanya, termasuk memperbarui berbagai kontrak karya dengan pihak asing yang selama ini justru malah merugikan bangsa ini.

Bagaimana tidak, lanjutnya, seluruh aset negara dari pertambangan, telekomunikasi, perbankan, dan berbagai BUMN lainnya sebagian besar sudah dikuasai oleh pihak asing sehingga Indonesia makin sulit untuk bangkit dari keterpurukan yang selama ini telah dijalaninya.

"Pemimpin ke depan harus piawai dalam mengatasi berbagai masalah bangsa ini, supaya tidak terus tenggelam dalam berbagai keterpurukan, " pungkas Amien Rais

Sementara itu, Ketua Utama PB Alkhairaat Saggaf Aldjufrie yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan, umat Islam dan bangsa Indonesia haruslah memiliki kekuatan yang sama dengan bangsa lain supaya tidak mudah ditindas.(novel/ant)

ALAT SADAP KPK UNTUK PARA KORUPTOR.


ALAT SADAP: Salah satu teknologi alat sadap yang disebut celluler digital interseptor (CDI).(30)
KERJA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah menggunakan teknologi canggih untuk memperlancar pekerjaan mereka sebagai pemberantas korupsi di Indonesia, telah terbukti dengan adanya alat penyadap yang digunakan untuk menyadap percakapan Artalita Suryani dengan para Jaksa Agung Muda (JAM) Kejagung.

Konon, alat sadap KPK itu bernama ATIS Gueher Gmbh, buatan Jerman. Selain penyadap telepon seluler ATIS Gueher Gmbh itu, KPK juga membeli peralatan firing buatan AS dan macro system bikinan Polandia. Total biaya pembelian semua alat tersebut Rp 28,07 miliar.

Di samping itu, KPK juga membeli satu unit LID Monitoring Centre (LID MC) seharga Rp 17,31 miliar. Tahun 2005 negara mengalokasikan dana Rp 34 miliar dari APBN untuk membeli peralatan-peralatan sadap tersebut.

ATIS atau Audio Telecommunication International Systems merupakan sebuah generasi baru dari Instant Recall Recorders (IRC) dalam teknologi solid-state, yang dapat dikoneksikan ke dalam audio source berupa telepon atau handphone GSM/AMPS/CDMA dan akan merekam atau menyadap seluruh komunikasi suara dengan kapasitas aktif lebih dari 680 menit dan 1.000 panggilan yang berbeda.

Rahasia Negara

Kita tidak tahu pasti apakah memang demikian itu alat sadap yang dimiliki KPK, karena bagaimana pun, apa yang dipunyai Komisi tersebut merupakan rahasia negara. Wakil Ketua KPK M Jasin ketika diwawancara lewat telepon dari Semarang, Selasa (8/7) lalu, mengatakan, alat sadap itu namanya ATIS, berstandar internasional. Namun ATIS yang macam apa, ia tidak mau memerinci. ”Itu rahasia,” ucapnya.

Bahkan Mensesneg (waktu itu) Yusril Ihza Mahendra yang mengetahui pengadaan alat sadap itu, menurut Jasin, tidak tahu alat sadap semacam apa yang diadakan KPK. Yang benar-benar tahu hanya KPK sendiri.

”Bahwa dia (Yusril-Red) tahu KPK mau mengadakan alat sadap, itu iya. Tapi apa yang akan kami adakan, dia sendiri tidak tahu,” kata mantan Direktur Litbang KPK itu.
Dalam rapat dengar pendapat dengan DPR, lanjut Jasin, KPK baru akan memberitahu seputar alat sadap tersebut, namun sebatas akuntabilitas di bidang anggaran. ”Tipe dan klasifikasinya apa, tidak kami tunjukkan,” tuturnya.

Jasin mengemukakan, teknologi alat sadap yang dipunyai KPK itu sebenarnya biasa saja. Menurutnya, keberhasilan KPK dalam melakukan penangkapan-penangkapan penyelenggara negara yang menyimpang dibanding aparat penegak hukum lain (kepolisian dan kejaksaan), bukan semata-mata lantaran mempunyai alat sadap yang canggih dan mahal.

”Teknologi sadap itu semua sama saja. Yang membedakan keberhasilan itu adalah konsistensi, kompetensi, kemauan, dan integritas. Integritas itu tadi maksudnya, mampu menjaga kerahasiaan sadapannya sebagaimana diatur dalam ketentuan undang-undang,” tutur M Jasin.

Humas KPK Johan Budi SP, ketika hendak diwawancara tentang alat sadap itu langsung menolak mentah-mentah. Katanya, itu rahasia negara. ”Nggak boleh ngomongin alat sadap. Apalagi sampai teknologinya,” tandas ia.

Integritas

Kaitannya perang melawan korupsi, kejaksaan dan kepolisian pun, lanjut M Jasin, sebenarnya punya wewenang melakukan penyadapan dan penangkapan juga. Namun selama ini, yang melakukan penangkapan hanya KPK. ”Permasalahannya bukan di alat, melainkan pada orang-orang dan kemampuan serta integritas di balik alat itu.”
Untuk kepentingan penegakan hukum, KPK membuat prosedur standar baku dalam hal penyadapan. Dan proses penyadapan itu harus diusulkan. Petugas KPK tidak bisa begitu saja main sadap sembarangan.

Penyadapan tersebut, kata dia, hanya diperbolehkan sebatas untuk kepentingan penegakan hukum, dalam hal ini adalah pada tingkat penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan perbuatan pidana. ”Jadi misalnya mau menyadap, diusulkan ke pimpinan KPK. Pimpinan berhak menyetujui atau menolak.”

Selain kewenangan melakukan penyadapan itu diatur dalam UU No 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, sambung Jasin, prosedur penyadapan juga diatur dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 11/Permkominfo/02/2006 tentang Teknis Penyadapan terhadap Informasi dan UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi.

Alat Bukti

Pakar telematika Roy Suryo mengatakan, perkembangan teknologi saat ini memang memungkinkan sadapan telepon sebagai alat bukti dalam persidangan. Di Indonesia, hal itu sudah diatur dalam UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang baru diundangkan tiga bulan lalu (11 April 2008).

”Tapi, semua bukti elekronik yang dipakai sebagai alat bukti itu, harus memenuhi syarat-syarat dalam undang-undang. Seperti, cara memperolehnya, status hukumnya, siapa yang melakukan (penyadapan), harus jelas asal-usulnya. Tidak bisa KPK langsung bawa rekaman yang tidak terang asal-usulnya,” kata dia.

Kenapa sebelum ini KPK tidak menghadirkan sadapannya ke persidangan sebagai alat bukti, dan baru menghadirkannya dalam kasus suap jaksa kasus BLBI, Urip Tri Gunawan oleh Artalita Suryani? Menurut Roy, memang tidak harus sadapan itu dipakai sebagai alat bukti dalam persidangan, namun bisa saja hanya difungsikan sebagai petunjuk.

Ada banyak faktor, kata dia, antara lain bisa jadi memang kebetulan alat bukti yang dapat dimunculkan KPK adalah rekaman hasil sadapan. Tergantung teknologi yang tersedia, bisa berupa rekaman telepon atau handphone, video, short message service (SMS), dan lain-lain. ”Pengingkaran terhadap pemutaran hasil sadapan itu sangat mungkin terjadi dan itu sering terjadi. Ya itu nanti tergantung jaksanya dalam membuktikan tuduhannya.”

Urusan Pribadi

Mengenai teknologi alat sadap, Roy memaparkan, secara ilmiah, alat itu disebut celluler digital interseptor (CDI). ATIS itu sendiri, kata dia, merupakan produsen yang membuat alat penyadap. Ada lima negara produsen yakni Jerman, Inggris, Prancis, Amerika Serikat, dan Israel. ”Negara-negara yang saya sebut itu memang dipandang maju dalam dunia intelijen.”

Negara produsen tersebut, beber dia, cuma mau menjual untuk penggunaan resmi. Artinya, pembelinya adalah negara. Kalau di Indonesia, bisa itu KPK, TNI, atau Densus 88 Antiteror Mabes Polri. ”Kejagung setahu saya belum memiliki penyadap. Ini mungkin karena faktor harganya yang memang mahal. Kenapa bisa mahal? Karena negara-negara tersebut memang tertutup.”

Menurut dia, harganya bervariasi antara Rp 4 miliar hingga Rp 30 miliar, tergantung fasilitas dan penggunaannya. Ada yang kecil sehingga bisa dibawa ke mana-mana. Ada juga model base unit, bentuknya besar, tidak perlu dibawa pergi-pergi, bisa menyadap ratusan nomor, dan dapat memasukkan identitas handphone (imei, nomor mesin hp).

”Orang bisa ganti-ganti nomor, tapi kalau dia masih pakai hp yang sama, tetap saja bisa tersadap, karena imei-nya sudah kena. Alat ini memang canggih. Begitu nomor disadap, dia langsung merekam mesin hp-nya, termasuk posisi geografisnya di mana, itu pun bisa diketahui. Kalau posisi sudah diketahui, petugas lain mendatangi dengan bawa unit yang portabel,” jelasnya.

Penyadapan tentu tidak bisa berlaku surut. Pembicaraan-pembicaraan sebelum ia disadap tidak bisa dideteksi. Begitu orang disadap, tentu pembicaraan-pembicaraan urusan pribadi di telepon akan tersadap pula.

”Itu sudah pasti. Namun KPK tentu cuma akan membawa sadapan yang berhubungan dengan kepentingan penegakan hukum. Dan kita percaya dengan integritas KPK dalam menjaga rahasia sadapannya. Tidak boleh itu urusan-urusan pribadi diputar ke persidangan,” lanjut Roy.

Kecuali, sambung dia, dalam sadapan pembicaraan yang sifatnya pribadi itu di tengah-tengah muncul perbincangan yang berhubungan dengan kasusnya. ”Ini risiko bagi orang tersebut. Contohnya, dalam kasus (anggota DPR) Al Amin Nur Nasution dengan Sekda Bintan Azirwan. Saat disadap, muncul tawaran untuk menghadirkan wanita. Ya itu risiko dia.”

”Kalau sadapan terhadap Al Amin itu mau diputar di pengadilan sebagai alat bukti, justru yang begitu itu tidak boleh dipotong. Kalau dipotong pada bagian yang itu malah aneh jadinya. Kecuali kalau Al Amin telepon istrinya, sopirnya, lha itu tidak bolehlah diputar, wong nggak ada hubugan dengan kasusnya,” tambah Roy. (Yunantyo Adi-62)